Berita Kegiatan

“Dua Nawawi” di Masjid Raya Vila Inti Persada

Siang di Masjid Raya Vila Inti Persada, setelah paripurna Shalat Jumat diadakan Tasyakur Khataman Kitab Riyadhus Shalihin dan Pembukaan Kitab Nashaihul Ibad oleh Pengurus Masjid Raya Vila Inti Persada. Pemandu acara sedari sebelum azan kedua mengumumkan kepada jamaah bahwa akan diadakan acara dan untuk tidak meninggalkan saf masing-masing.

Acara dimulai dengan pengantar oleh MC. Riyadhus Shalihin sebagai kitab rujukan tema khutbah telah dibaca selama lebih dari empat tahun dengan lebih dari seribu delapan ratus hadis. Pada Jumat ini (5/1) telah dimulai kitab Nashaihul Ibad sebagai rujukan tema baru bagi para khatib di Masjid Raya Vila Inti Persada. Pada kesempatan ini, khatib yang menyampaikan materi pertama dari Nashaihul Ibad beliau KH. M. Hasanudin, SQ. MA.

Dari kiri: Dr. Syamsul Aryadi, MA. KH. M. Hasanudin, SQ. MA., KH. Prof. Dr. Fuad Thohari, M.Ag. (istimewa)

Pada sambutannya, KH. Prof. Dr. Fuad Thohari, M.Ag menyampaikan bahwa kitab Riyadhus Shalihin sarat dengan pembelajaran akhlak dan tasawuf. Kedua poin ini, menurut beliau, penting diketahui bagi kaum muslimin khususnya yang ingin memakmurkan masjid. Tema-tema di dalamnya praktis dan mudah diaplikasikan dalam keseharian. Selanjutnya beliau berharap kitab Nashaihul Ibad dapat menjadi inspirasi bagi jamaah yang shalat di Masjid Raya Vila Inti Persada untuk dapat mengambil pelajaran yang telah disusun oleh sang penyusun yaitu Syekh Nawawi al-Bantani.

Pada testimoninya, KH. Ahsin Sakho Muhammad menyampaikan apresiasi atas khatamnya Kitab Riyadhus Shalihin. Menurut beliau, banyak khatib yang tidak terbiasa mengambil tema bebas sehingga perlu untuk menunjuk satu tema atau kitab tertentu untuk dibawakan. Lebih-lebih kitab hadis Riyadhus Shalihin disusun dengan semangat keilmuan yang tinggi oleh Imam an-Nawawi sehingga sepanjang hidupnya beliau disibukkan hanya dengan ilmu tanpa sebab berkeluarga. Beliau menggunakan gelar “Imam an-Nawawi” merujuk ke pengarang Riyadhus Shalihin dan “Syekh Nawawi” untuk pengarang Nashaihul Ibad.

Sementara kesan beliau terhadap kitab Nashaihul Ibad amat terasa kala beliau menceritakan bahwa ketika masih studi di Madinah beliau mendapati karya-karya Syekh Nawawi masih dikaji oleh para akademisi. Maka tidak heran Syekh Nawawi dijuluki “Imam Tanah Hijaz” karena pada zamannya beliaulah guru dari seluruh ulama Mekah dan Madinah, baik itu ulama Nusantara maupun asli orang-orang Arab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *